Saya mengirimkan mantra
Subuh pagi-pagi buta,
Menjampi-jampi air lalu disembur ke muka
Katamu.. semua tak akan mempan,
Meski 100 kedipan..
Tidak akan mampu mengambil lahan
Kamu membacakan doa..
Mengulang ayat kelima..
Berharap hal yang sama
Ujarku, tak akan berhasil!
Semua nihil
Mana mungkin jadi labil?
Seribu benteng Somba Opu
Dilingkari penjara dengan kawanan serdadu
Jadi penghalang rindu
Supaya menjadikannya abu…
Perang ternyata butuh strategi
Bukan sekedar teka teki
Tanpa perhitungan,
Semua berbalik jadi serangan
Merusak kawat, membuka sekat, membiarkannya mendekat..
Lalu,
Dekat yang terlalu lama malah membuat melekat
Menghilangkan serat..
Menjadikannya rapat
Dekat yang terlalu lama membuat goyah..
Pertahanan payah..
Semua patah..
Dekat yang terlalu lama membuat gelap..
Menidurkan dengan lelap..
Hingga diam menetap..
Pada akhirnya…
Tidak perlu mantra ataupun doa..
Semua pasti ada rasanya… meski entah apa..
Sekarang..
Sudah saatnya bertapa,
Di ruang hampa..
Sampai waktunya tiba
Dan semuanya akan baik-baik saja..
Cilegon, 20 Juni 2011
15.18
-setelah sekian lama menjadi bipolar-
thank you gengan tersayang di seluruh dunia
* Lebih baik tidak tahu daripada tahu tapi tidak tahu harus berbuat apa..
rasa tidak pernah buta, ia justru melihat segala
terkadang menampik doa dan berselimut di balik dosa
tapi, ketika takdir mengundang, apa kita diam saja?
kita lari bersembunyi di balik benteng kokoh
yang ternyata merapuh seperti istana pasir
ketika tetes air mata mulai membanjir
semua akan baik-baik saja
asalkan percaya..
cup eneng :*
i dont have any beautiful words to say, nor comforting words to offer
but one thing for sure, i feel like hugging u deh from far away :,(
please be fine, be sure that you’ll be fine…
and even when u’re not, u got us nailed down to go through until u’re fine…
kecup jauh :* :* :*
aku terharuuuuu :’)
e’ek.. tuh komen gw tanpa estrogen ikut2an nulis