Balon Udara

Tentu kita sama-sama dalam keadaan sadar
Ketika parasut rakitan nilon berwarna merah, mulai mengangkat kita menjauh dari bumi untuk membumbung begitu tinggi di udara.

33.000 meter dari permukaan tanah lisut.
Kita kemudian terkagum-kagum dengan sekumpulan cat biru dan hijau, yang tumpah di darat dengan bentuk-bentuk ajaib menyerupai hewan-hewan juga rasi bintang.

Tidak ada kata juga perdebatan, hanya daun-daun ingatan yang turun melewati petir lalu berjatuhan tepat di atas kepala.

Kamu sibuk membersihkan daun-daun, sementara aku menghirup bau gosong dan terlumuri getah-getah.

Semua terasa ringan, kemudian kosong. Ringan, kemudian kosong.

Seperti bahagia, tetapi bukan.

“Kepulangan kita bergantung pada angin”

Tapi angin hanya mampu menggerakkan keranjang secara horizontal, untuk memindahkan lokasi namun tetap pada ketinggian yang sama.

Kita tak mungkin lagi berharap pulang pada burung-burung, baju parasut usang, tali tambang sepanjang dua meter atau suhu tubuh yang mencapai 100 derajat.

“Apakah kita mau pulang?”

“Sampai kapankah konstruksi ini bertahan?”

Di titik ini, koordinat awal selalu jadi bayang-bayang.
Dan paru-paru berisi helium terus mengembang.

Kita masih saja diam dan menyimpan
sambil terus
dan terus
menahan nafas
entah sampai kapan

Kamu tentu tahu, aku masih memegang rekor menahan nafas terlama di dunia.

22.42
D Cangkir
11-12 Oktober 2012

Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Satu Balasan ke Balon Udara

  1. JNZ berkata:

    cakep neng, tulisannya, bukan mukanya sayangnya

Tinggalkan komentar